Rabu, 02 Januari 2019

Rev 1 Edi Mardiyanto Identifikasi Nilai Karakter Pada Sekolah Adiwiyata


Identifikasi Nilai Karakter Pada Sekolah Adiwiyata
Oleh : Edi Mardiyanto


Pada tahun 1996, Departemen Pendidikan dan Kementerian Lingkungan Hidup yang diperbarui pada tahun 2005 dan 2010 mulai mengembangkan Program Pendidikan Lingkungan hidup di sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas melalui program adiwiyata. Program ini bertujuan untuk mendukung dan membuat sekolah yang peduli dan memiliki budaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melakukan konservasi dan pembangunan berkelanjutan untuk era ini dan generasi berikutnya. Dengan mengimplementasikan program ini, warga sekolah khususnya siswa diharapkan memiliki karakter kepedulian dan budaya, serta mendukung dan membentuk sumber daya manusia yang berkarakter nasional terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungannya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.
Sekolah Adiwiyata menurut Menteri Lingkungan Hidup (2011: 3) didefinisikan sebagai tempat yang tepat dan ideal untuk mencapai semua ilmu pengetahuan dan norma serta etika yang digunakan untuk dasar manusia pada kehidupan kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan. Sekolah Adiwiyata di Indonesia dikembangkan untuk membentuk karakter bangsa menuju norma dan etika. Nilai penting yang sedang dikembangkan adalah perawatan, terutama perawatan lingkungan. Namun demikian karakter lain mungkin tidak ditampilkan oleh program ini. Menurut UU Kementerian Lingkungan Hidup No.5, pada tahun 2013 sekolah adiwiyata dilakukan berdasarkan prinsip edukatif, partisipatif dan berkelanjutan. Program ini terintegrasi dalam setiap mata pelajaran, termasuk kimia. Kimia terutama dibagi menjadi, kimia organik dan anorganik. Masyarakat menilai bahwa bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berbahaya bagi manusia. Bahan kimia ini adalah kimia anorganik. Sedangkan kimia tidak anorganik. Bahan kimia di dunia tidak dapat dipisahkan dari kimia karena merupakan cabang ilmu yang berhubungan dengan komposisi dan struktur materi dan perubahan yang penting. Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang, yang berarti apa saja yang ada (Myers, R: 2003). Tubuh kita, udara yang kita hirup adalah semua contoh materi. Materi hanyalah hal-hal yang membentuk alam semesta kita. Dengan mempelajari kimia, siswa diharapkan untuk mengetahui komposisi dan struktur materi di sekitarnya sehingga mereka akan melakukannya dan menggunakannya dengan bijak.
Program Adiwiyata memiliki hubungan erat dengan kimia. Kimia yang diperoleh siswa di kelas diharapkan dapat digunakan dan mendukung program adiwiyata. Sehingga kimia bukan hanya menjadi teori tetapi dapat diimplementasikan dalam kenyataan. Program Adiwiyata akan berhasil jika setiap warga sekolah, seperti guru, siswa dan staf yang terlibat dalam program ini. Program sekolah juga mendukung setiap komponen Sekolah Adiwiyata. Setiap komponen program adiwiyata memiliki kondisi peran lingkungan sekolah dalam membiasakan nilai perawatan terutama perawatan lingkungan sekolah. Program ini dikerjakan oleh SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi atau universitas. Keberlangsungan program ini oleh lembaga pendidikan dapat menumbuhkan karakter peduli sebagai kebiasaan. Sehingga tujuan adiwiyata akan tercapai.
Dari pembahasan di atas, adiwiyata dapat meningkatkan kompetensi output sekolah. Kompetensi output pendidikan terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor pengetahuan logis, afektif berkaitan dengan sikap dan perilaku, sedangkan psikomotor berkaitan dengan keterampilan. Sikap dan perilaku seseorang didasarkan pada karakter di dalam dirinya (Mardapi dan Setiawan, 2018). Kompetensi output tidak hanya untuk lulusan tetapi juga untuk masyarakat. Jadi seorang lulusan harus memiliki karakter yang baik bahwa kompetensinya dapat berguna bagi masyarakat.
Selama bertahun-tahun ini pemerintah mencoba membangun karakter dalam pendidikan tetapi penekanan sekolah lebih pada kognitif. Ini karena kompetensi berdasarkan kognitif lebih mudah dilakukan daripada afektif. Kompetensi kognitif melibatkan pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan keterampilan intelektual lainnya. Sedangkan afektif melibatkan sikap, nilai, moral, emosi, dan sebagainya (Mardhapi dan Setiawan, 2018). Kompetensi psikomotor berkaitan dengan keterampilan gerak. Kompetensi kognitif diperlukan semua orang dalam memahami alam dan fenomena kehidupan secara cerdas. Memiliki kompetensi kognitif, pria mampu mengetahui dan memecahkan masalah secara rasional, logis, mempertimbangkan dan memutuskan suatu keputusan atau bahkan pria dapat mencapai logika yang lebih tinggi, mampu menyimpulkan, memutuskan dan menilai. Kompetensi afektif yang bersifat pada aspek memiliki pendiri sikap dan perilaku seseorang. Sehingga pendidikan selalu berusaha mencari strategi untuk melakukan pendidikan karakter dengan baik agar hasilnya dapat sukses di masyarakat.
Proses belajar di sekolah belum sampai pada tingkat membuat siswa menikmati belajar dan menumbuhkan bakat untuk belajar secara mendalam pada suatu objek. Ini karena siswa paling banyak belajar pelajaran dengan materi lengkap dalam waktu terbatas. Akibatnya banyak siswa tidak suka belajar. Ini merupakan tantangan pada lembaga pendidikan untuk meningkatkan strategi sehingga belajar adalah kebutuhan untuk siswa.


Implementasi sekolah program adiwiyata diharapkan dapat menjadi variasi dalam proses pembelajaran untuk menumbuhkan karakter siswa. Ini berdasarkan penelitian. Diperlukan untuk mengidentifikasi nilai karakter untuk meningkatkan penilaian instrumen karakter siswa di Sekolah Adiwiyata.

Daftar Pustaka
Mardapi, D & Setiawan, A. (2018), Penilaian Afektif, Yogyakarta: Parama Publishing

Mardapi, D (2017), Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Parama Publishing

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 05 Tahun 2013 tentang  Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. http://blh.jogjaprov.go.id/po content/uploads/Permen-LH-No05-th-2013-Tentang-Pedoman Adiwiyata.pdf (diakses 28 Juli 2018)

Myers,Richard.(2003). The Basic of Chemistry. London : Greenwood Press

Tim Adiwiyata Nasional. (2011). Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rev 2 WijiAstuti Implementation of Environmental Education

Implementation of Environmental Education by :WijiAstuti Adiwiyata is one of the key programs of the Ministry of Environment aimed a...