Rabu, 02 Januari 2019

Rev 1 Mujiyono PELAKANAAN PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA


PELAKANAAN PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA

Oleh :  Mujiyono

Mengacu pada Permendikbud nomor 022 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara  interaktif,  inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik   untuk   berpartisipasi   aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan  fisik  serta  psikologis peserta didik. Berbagai strategi dan model pembelajaran diterapkan    untuk    tujuan    agar    hasil pembelajaran optimal. Penerapan berbagai strategi dan model pembelajaran disesuaikan pada karakteristik mata pelajaran.
Pembelajaran kimia menekankan pada pengembangan ketrampilan proses dan produk. Lima konsep model pembelajaran kimia yang termasuk pembelajaran IPA menerapkan mengimplementasikan pengembangan  model  Discovery Learning, Project Based Learning, Problem  Based  Learning,  Model  , Learning Cycle dan Model Science Tecnology   and   Society   atau   dikenal dengan istilah STS (Devi, 2017.p8).
Implementasi pembelajaran kimia menggunakan lima konsep model yang telah disebutkan.  Implementasi ini dapat diterapkan dengan baik jika guru mempunyai kompetensi menjadi guru pembelajar  seumur  hidup  yang mempunyai jiwa    etos kerja keras, profesional, kreatif dalam melakukan pembelajaran, komunikatif dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran kreatif dapat diwujudkan  dengan  menggunakan berbagai model pembelajaran diantaranya model  pembelajaran  kooperatif  dan inkuiri.
Proses inkuiri bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir,bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran kimia harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran ini juga dapat didasarkan melalui fenomena alam, memanfaatkan buku paket yang tersedia, LKS, media internet, video pembelajaran, atau dengan media alam
Karakteristik pembelajaran kimia tak dapat dilepaskan dari penggunaan laboratorium. Karena kimia lahir berawal darinya. Pembelajaran kimia secara kreatif tak luput dari pemanfaatan laboratorium. Proses kegiatan praktikum diawali dengan memberi konsep sederhana beserta prosedur yang harus dilakukan peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator dengan cara membimbing, menggunakan informasi kontekstual, mengarahkan peserta didik dalam menafsirkan data, membimbing melakukan uji hipotesis, dan lain-lain.
Tahap akhir dari pelaksanan standart isi proses pendidikan adalah penilaian. Penilaian proses pembelajaran menggunakan  pendekatan  penilaian otentik  (authentic  assesment)  yang menilai  kesiapan  peserta  didik,  proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Puskur, 2009: 1). Oleh sebab itu guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang mampu merangsang siswa lebih aktif dalam belajar serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Pembelajaran kreatif dapat diwujudkan  dengan  menggunakan berbagai model pembelajaran diantaranya model  pembelajaran  kooperatif  dan inkuiri,
Menurut Pulungan (2009: 19), tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan ketika akan mengikuti pelajaran kimia. Hasil-hasil evaluasi belajar pun menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas di raport untuk pelajaran kimia seringkali merupakan nilai yang terendah dibandingkan dengan pelajaran pelajaran lain. Tanpa disadari, para pendidik atau guru turut memberikan kontribusi terhadap faktor yang menyebabkan kesan negatif siswa
Kesalahan-kesalahan yang cenderung dilakukan para guru, khususnya guru kimia adalah sebagai berikut :
1.      Seringkali, kimia disajikan hanya sebagai kumpulan rumus belaka yang harus dihafal mati oleh siswa, hingga akhirnya ketika evaluasi belajar, kumpulan tersebut campur aduk dan menjadi kusut di benak siswa.
2.      Dalam menyampaikan materi kurang memperhatikan proporsi materi dan sistematika penyampaian, serta kurang menekankan pada konsep dasar, sehingga terasa sulit untuk siswa.



Daftar pustaka


Budi Prasetyaningsih, (2010),  Pengelolaan Pembelajaran Kimia (Studi Situs SMA  Negeri 3 Boyolali), http://eprints.ums.ac. id/8655/1/Q100070568

Devi, P. Kamalia .(2017). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KIMIA SMA Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter Kelompok Kompetensi D. (Pp 8-40). Jakarta :       PPPPTK       IPA       Dirjen  Kemendikbud
Dian Sri Suhesti, Ari Setiawan, (2018) Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Kimia SMA Kurikulum 2013 .Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Jogjakarta, 28 April 2018. http://jurnal. ustjogja.ac.id/index.php/semnasmpd/article/view

Kurotul  Aeni,  (2014).  Penguatan  Peran upaya peningkatan kualitas pendidikan. Proceding Seminar Nasional dan Temu Alumni―Peran  Pendidikan dalam Pembangunan Karakter Bangsa‖. (pp.210-212). Yogyakarta:  Asosiasi  Alumni dan Mahasiswa Program pascasarjana UNY
Mendikbud RI. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 022 Tahun 2013 tentang StandarPenilaian (2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rev 2 WijiAstuti Implementation of Environmental Education

Implementation of Environmental Education by :WijiAstuti Adiwiyata is one of the key programs of the Ministry of Environment aimed a...