Rabu, 02 Januari 2019

Rev 1 Gandung Ngadina (2017082050) EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KIMIA


Review dari Artikel yang berjudul :
EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KIMIA
Oleh Gandung Ngadina (2017082050)

Mengacu pada Permendikbud nomor 022 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pembelajaran kimia menekankan pada pengembangan ketrampilan proses dan produk. Lima konsep model pembelajaran kimia yang termasuk pembelajaran IPA menerapkan mengimplementasikan pengembangan model Discovery Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning, Model , Learning Cycle dan Model Science Tecnology and Society atau dikenal dengan istilah STS (Devi, 2017.p8). Pembelajaran kimia secara kreatif tak luput dari pemanfaatan laboratorium. Proses kegiatan praktikum diawali dengan memberi konsep sederhana beserta prosedur yang harus dilakukan peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator dengan cara membimbing, menggunakan informasi kontekstual, mengarahkan peserta didik dalam menafsirkan data, membimbing melakukan uji hipotesis, dan lain-lain.
Tahap akhir dari pelaksanan standart isi proses pendidikan adalah penilaian. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Penilaian aspek kognitif dapat dilakukan pada penilaian setiap akhir pembelajaran, pemberikan tugas dan ulangan harian. Aspek afektif dapat diperoleh melalui observasi diskusi dan keaktifan dalam proses pembelajaran. Sedangkan penilaian ketrampilan dapat dilakukan saat peserta didik melakukan praktikum. Termasuk penilaian adalah kegiatan evaluasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan pendekatan formatif dari Scriven. Evaluasi dilakukan pada proses pembelajaran kimia yang sedang berjalan. Lokasi penelitian ini adalah di SMA  Negeri 1 Banguntapan. Responden yang dilibatkan ini adalah siswa SMA,  dengan jumlah responden 58 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini memakai instrumen berupa kuesioner dengan model sumatifrating scale yang memodifikasi dari skala likert. Teknik analisis data adalah deskriptif  kuantitatif, dengan bantuan program excel. Hasil analisis disajikan dalam histogram untuk menggambarkan capaian proses pembelajaran dan penilaian yang dilakukan oleh guru. Hasil penelitian ini adalah: (1) diketahui capaian proses pembelajaran kimia yang dibagi dalam 3  bagian  pendahuluan masuk kategori baik yaitu 55,17%, model pembelajaran yang digunakan masuk kategori baik (51,73%) dan kegiatan praktikum dalam pembelajaran masuk kategori sangat baik, 55,17%. (2) penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru masuk kategori baik, 65,52%. Secara keseluruahan hasil evaluasi menunjukan bahwa pembelajaran kimia yang dilakukan oleh guru sudah baik.
Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis evaluasi dari scriven. Michael Scriven menyatakan bahwa evaluasi kurang membutuhkan teori (Stewatt I. Donaldson & Mark W. Lipsey, 2006).Michael Scriven menyatakan bahwa evaluator mungkin melakukan evaluasi program dengan baik tanpa mempergunakan taori evaluasi atau teori program. Pikiran evaluator yang salah menurut Scriven bahwa dalam melaksanakan evaluasi ia harus mempunyai logika teori evaluasi dan teori program. Menurut Arikunto (2007: 222) penelitian evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian.
Isaac seperti dikutip oleh Fernandes (1984) membedakan model evaluasi program berdasarkan orientasinya, yaitu: (1) model yang berorientasi pada tujuan (goaloriented); (2) model yang berorientasi pada keputusan (decision oriented); (3) model 8 yang berorientasi pada kegiatan dan orang-orang yang menanganinya; dan (4) model yang berorientasi pada pengaruh dan dampak program. Sementara itu, beberapa ahli membedakan model evaluasi menjadi delapan model, yaitu: 1) Goal Oriented Evalution Model, yang dikembangkan oleh Tyler. 2) Goal Free Evaluation Model, yang dikembangkan oleh Scriven. 3) Formatif Sumatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven. 4) Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake. 5) Responsive Evaluation Model, yang dikembangkan oleh Stake. 6) CSE-UCLA Evaluation Model, yang menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan. 7) CIPP Evaluation Model, yang dikembangkan oleh Stufflebeam. 8) Discrepancy Model, yang dikembangkan oleh Provus.
Pedekatan scriven yang dipakai dalam penelitian ini mentitik beratkan pada formatif, artinya didasari evaluasi yang dilakukan padasaat pembelajaran berlangsung. Evaluasi semacam ini sangat bagus untuk menilai program pembelajaran yang sedang dijalankan dan memberi masukan terkait program selanjutnya. Pemikiran ini didasari pada asumsi bahwa program pembelajaran yang dijalankan oleh guru harus di evaluasi.

Daftar pustaka :
Devi, P. Kamalia .(2017). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KIMIA SMA Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter Kelompok Kompetensi D. (Pp 8-40). Jakarta : PPPPTK IPA Dirjen Kemendikbud
Stewatt I. Donaldson & Mark W. Lipsey, (2006) Evaluasi kurang membutuhkan teori
Isaac, Fernandes (1984) model evaluasi program berdasarkan orientasinya
Mendikbud RI. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 022 Tahun 2013 tentang StandarPenilaian (2013)
Arikunto, S. (2007), Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rev 2 WijiAstuti Implementation of Environmental Education

Implementation of Environmental Education by :WijiAstuti Adiwiyata is one of the key programs of the Ministry of Environment aimed a...