Tingkat Kecemasan Siswa SMK
Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer Tahun 2018
Jurnal Oleh:
I Putu Agus Apriliana
Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK) merupakan terobosan baru pelaksanaan Ujian
Nasional (UN) yang dilakukan oleh Pemerintah. Pada tahun-tahun sebelumnya, UN
dilaksanakan hanya menggunakan kertas dan pensil (Paper Based Test). Sejak tahun
2015, UN mulai dilaksanakan menggunakan computer (Computer Based Test),
meskipun beberapa sekolah masih
menggunakan kertas (Ujian Nasional Kertas Pensil). Dari hasil observasi yang
dilakukan seminggu sebelum UNBK dilaksanakan, terlihat beberapa siswa mengalami
pucat, mudah emosi, ketersinggungan, gelisah, kerap menarik nafas, dan perilaku
lainnya yang memang terlihat berbeda dari sebelumnya.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian survey deskriptif yaitu penelitian yang berupaya untuk
mengungkapkan kecemasan siswa SMK di Kuta yang akan menghadapi UNBK tahun
pelajaran 2017/2018 (Morissan, 2012:166). Tempat penelitian ini dilakukan di
SMK Prshanti Nilayam Kuta sebagai SMK satu-satunya di wilayah Kuta. Populasi
penelitian ini adalah siswa SMK Prshanti Nilayam kelas XII pada tahun pelajaran
2017/2018. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yaitu proses pengambilan sampel secara acak
tanpa memperhatikan tingkatan dalam suatu populasi (Gunawan, 2013:5). Untuk
itu, dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 40 siswa.
Pembahasan
Pendalaman
mengenai gejala-gejala kecemasan, dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner yang disusun mengacu pada ciri-ciri seseorang yang dikategorikan
mengalami kecemasan menurut teori Jeffrey et
all, (2005:164). Untuk itu, indikator-indikator siswa yang dikategorikan
mengalami kecemasan sebelum pelaksanaan UNBK adalah sebagai berikut: 1) Secara
fisik meliputi; siswa mengalami gugup, gelisah, anggota tubuh berkeringat,
bergetar atau gemetar, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara,
sulit bernafas, jantung berdebar atau berdetak kencang, merasa lemas, pusing,
selalu buang air kecil, mati rasa, dan adanya perasaan sensitif. 2) Secara perilaku
meliputi siswa memiliki kecenderungan melakukan tindakan melekat atau
ketergantungan, menghindar, dan terguncang. 3) Secara kognitif meliputi siswa
mengalami rasa khawatir, adanya keyakinan akan hal yang mengerikan segera
terjadi, perasaan terganggu atau ketakutan akan sesuatu yang terjadi di masa
depan, merasa takut kehilangan kontrol diri, takut akan ketidakmampuan
mengatasi masalah, memiliki pemikiran bahwa semuanya tidak dapat dikendalikan
lagi, serta merasa sulit untuk memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi. Untuk
itu, indikator-indikator kecemasan inilah yang termuat di dalam kuesioner.
Hasil
analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa siswa SMK di Kuta mengalami
kecemasan menghadapi UNBK tahun pelajaran 2017/2018. Tingkat kecemasan siswa
SMK di Kuta menghadapi UNBK tahun pelajaran 2017/2018 yang dialami, bervariasi
sesuai dengan data. Untuk tingkat kecemasan yang rendah dialami oleh 4 orang
siswa. Kemudian tingkat kecemasan yang sedang dialami oleh 18 orang siswa.
Selanjutnya, tingkat kecemasan tinggi yang dialami oleh 15 orang siswa.
Terakhir, tingkat kecemasan sangat tinggi yang dialami oleh 3 orang siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan
pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa SMK di Kuta mengalami
kecemasan menghadapi UNBK tahun pelajaran 2017/2018. Tingkat kecemasan yaitu
rendah sebanyak 4 orang siswa, sedang sebanyak 18 orang siswa, tinggi sebanyak
15 orang siswa dan sangat tinggi sebanyak 3 orang siswa. Persentase data
kecemasan siswa SMK di Kuta menghadapi UNBK tahun pelajaran 2017/2018 yaitu
sangat tinggi 7,5%, tinggi 37,5%, sedang 45% dan rendah 10%. Tingkat kecemasan
siswa SMK di Kuta menghadapi UNBK tahun pelajaran 2017/2018 pada kategori
sedang yaitu sebanyak 45%.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar