Rabu, 02 Januari 2019

Rev 1 Shokibul Arif PENILAIAN SIKAP SOSIAL

PENILAIAN SIKAP SOSIAL

Penelitian ini di dasari oleh adanya implementasi kurikulum 2013 di tingkat sekolah dasar, yang memunculkan masalah bagi guru dalam melaksanakan penilaian tentang sikap afektif khususnya penilaian tentang sikap sosial siswa sekolah dasar. Dimana sikap sosial itu sendiri memiliki banyak deminsi dan membutuhkan penilaian dalam berbagai bentuk. Untuk itu diperlukan instrumen sebagai alat untuk bisa mengukur tentang sikap sosial yang dimiliki oleh siswa sekolah dasar.
Menurut Ahmadi (2007: 151), Sikap adalah kesiapan merespon yang bersifat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Pendapat ini memberikan gambaran bahwa sikap merupakan reaksi mengenai objek atau situasi yang relatif yang disertai dengan adanya perasaan tertentu dan memberi dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau perilaku dengan cara tertentu yang dipilihnya. Sedangkan menurut Secord dan Backman dalam Azwar (2005: 5) bahwa Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap satu aspek dilingkungan sekitarnya.
Sementara itu menurut Krech dan Crutchfield yang dikutip oleh Ahmadi (2007: 159) Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu. Banyaknya ahli yang mengemukakan bahwa ranah afektif merupakan ranah sebagai penentu keberhasilan dalam pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian afektif merupakan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa baik itu didalam maupun diluar pembelajaran yang menekankan pada sikap menerima pembelajaran, dan berbagai sikap yang tercermin dalam prilaku spiritual dan prilaku sosial
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975: 38) Penilaian sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Penilaian Sikap siswa terhadap objek misalnya penilaian sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Penilaian Sikap siswa ini penting untuk ditingkatkan Popham, (1995:72)
Ada tiga domain hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran, yaitu : domain kognitif, afektif dan psikomotorik ( Krathwohl, Blo0m, & Masia, 1973, 6-7 ). Ketiga domain tersebut membutuhkan penilaian, termasuk model pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran yang sukses didefinisikan oleh perilaku ( afektif ) serta lingkungan ( Retnawati, 2016 ). Domain afektif mengacu pada hasil belajar dalam bentuk kepekaan dan emosi yang berhubungan dengan sikap, nilai, dan minat. ( Kurniawan, 2014, hlm, 10-12).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan tiga bentuk penilaian, yaitu penilaian  diri ( SA ), penilaian sejawat ( PA ), dan instrumen penilaian observasional ( OA ).  Validitas instrumen dilakukan menggunakan analisis faktor konfermatori ( CFA ), dilihat dari faktor pembebanan yang diperkirakan per item. Hasil faktor pemuatan biji-bijian adalah jika > 0,30 berarti item dalam instrumen valid. Mengacu pada Azwar ( 2015, p. 143 ).
Pendekatan Alpha Cronbach digunakan untuk memperkirakan keandalan dari instrumen. Jika nilai keandalan > 0,70 maka instrumen tersebut dapat diandalkan, mengacu pada Nunally (1981),Sunyoto (2012), dan Mardapi (2017). Populasi pada penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di Yogyakarta yang telah menerapkan kurikulum 2013. Sedangkan pemilihan sampel menggunakan teknik klaster teknik sampling acak, dan mendapatkan jumlah sampel 58 siswa sekolah dasar dari : Kaliagung Sentolo, dan pakel.
Hasil penilaian secara umum bahwa kepercayaan termasuk katagori A ( 46 siswa dari 58 atau 79,31 % ). 35 siswa menunjukan sikap disiplin, sementara kejujuran direfleksikan oleh 23 siswa. Ada 32 siswa yang menunjukkan sikap tanggung jawab, 30 siswa menunjukan perhatian dan 32 siswa menunjukkan kesopanan. Ketiga nilai ini berada dalam katagori B ( berkembang ). Hasil lain yang menarik adalah ada 7 siswa ( 12,06% ) yang dikatagorikan D. Mereka belum menunjukkan kejujuran dan interaksi sosial yang baik. Ketidakjujurannya ditunjukkan ketika mereka menyalin karya siswa lain. Kejujuran berhubungan erat dengan menghindari plagia-rism, termasuk mengambil ide atau jawaban orang lain tanpa izin selama proses pembelajaran, test, dan yang lain .  Koeiihoffer ( 2009,p. 27 ).
Sedangkan hasil penilaian sikap sosial : 11 ( 18,96 % ) siswa dikatagorikan SB, 38 ( 65,52 % ) siswa dikatagorikan berkembang. Dari hasil penilaian sikap sosial mereka ternyata bervariasi. Ada 36 siswa SB, 11 ( 18,96 % )  siswa B.













DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, A.& Siti Partini S, Assessment of the social attitude of primary school students
Mardapi, D. (2014). Pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta : Nuha Medika
Darmansyah. 2014. Teknik Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar 08 Surau Gudang Naggalo. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dsar Vol.1 No.2 tahun 2014 ISSN: 2085-7519. http://dx.doi.org/10.5539/ies.v8n12p108. Diakses pada tanggal 11 agustus 2016.
Anwar, Herson. (2009). Penilaian Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. 2 (5). Hlm. 103-114.
Rahman, N.R, (2015). Kesulitan Guru dalam Implementasi Penilaian Sikap pada Pembelajaran Matematika. Jurnal: Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rev 2 WijiAstuti Implementation of Environmental Education

Implementation of Environmental Education by :WijiAstuti Adiwiyata is one of the key programs of the Ministry of Environment aimed a...