Rabu, 02 Januari 2019

Rev 2 Toto Wibawa Model Penilaian Sikap Siswa Sekolah Dasar


Model Penilaian Sikap Siswa Sekolah Dasar
By : Toto Wibawa (2017082047)

Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah dasar, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan perolehan siswa.  
Ada tiga domain pembelajaran hasil yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran, yaitu: domain kognitif, afektif, dan psikomotorik (Krathwohl, Bloom, & Masia, 1973, hlm. 6–7). Domain kognitif adalah hasil dari pembelajaran yang ada hubungannya dengan ingatan, kemampuan berpikir, atau kecerdasan. Selain itu, domain afektif mengacu pada hasil belajar dalam bentuk kepekaan dan emosi yang berhubungan dengan sikap, nilai, dan minat, sementara itu, domain psikomotor terkait dengan keterampilan atau kemampuan gerak tertentu (Kurniawan, 2014, hlm. 10-12 ). Sebagai hasil dari pembelajaran, ketiga domain ini memerlukan penilaian, termasuk model pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran yang sukses didefinisikan oleh perilaku (afektif) serta lingkungan (Retnawati, 2016). Yang menjadi sorotan pada penilaiaan sikap siswa yaitu sikap sosial pada ranah afektif. Dimensi penilaian sikap yang terlalu luas membuat guru sulit menentukan komponen apa saja yang dapat digunakan sebagai acuan penilaian sikap siswa dan bentuk instrument apa yang digunakan.
Menurut Setiawan (2018 :12) pada penelitiannya menjelaskan bahwa proses penilaian sikap sosial pada siswa sekolah dasar menggunakan menggunakan tiga model instrumen terintegrasi: penilaian diri (SA), penilaian sejawat (PA), dan penilaian observasional (OA). Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) komponen sikap jujur ​​berada dalam kategori A (dipercayakan); (2) komponen disiplin dalam kategori A (dipercayakan); (3) komponen tanggung jawab berada dalam kategori B (berkembang); (4) komponen kesantunan berada dalam kategori B (berkembang); (5) komponen peduli dalam kategori B (berkembang); (6) komponen kepercayaan adalah kategori A (dipercayakan); dan (7) sikap sosial siswa terutama dalam kategori B. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan instrument penilaian yang mendukung, guru sekolah dasar dapat menilai sikap sosial pada siswa sekolah dasar.
Daftar Pustaka
Retnawati, H. (2016). Proving content validity of self-regulated learning scale (The comparison of Aiken index and expanded Gregory index). REiD (Research and Evaluation in Education),
Krathwohl, D. R., Bloom, B. S., & Masia, B. B. (1973). Taxonomy of educational objectives Book 2/Affective domain. New York, NY: Longmans, Green.
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik (Teori, praktik, dan penilaian). Bandung: Alfabeta.
Setiawan, A.  & Suardiman, S.P. (2018). Assessment of the social attitude of primary school students, REiD (Research and Evaluation in Education), 4(1), 2018. p. 12- 21. DOI: https://doi.org/10.21831/reid.v4i1.19284


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rev 2 WijiAstuti Implementation of Environmental Education

Implementation of Environmental Education by :WijiAstuti Adiwiyata is one of the key programs of the Ministry of Environment aimed a...